9 Things I Learned About BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sens…
페이지 정보

본문

BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, ialah subkultur yang telah menjadi subjek polemik dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena kebiasaan yang kompleks, BDSM menimbulkan pelbagai respon dari masyarakat awam, mulai dari penolakan total sampai pemahaman yang mendalam.
Sejarah BDSM: Dari Kuno Sampai Modern
BDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, hukuman fisik, dan permainan kekuasaan sudah ada dalam sejarah manusia semenjak zaman kuno. Sebagai figur, dalam kebudayaan Romawi kuno, kekerabatan dominasi dan submisi kerap kali terjadi dalam bentuk perbudakan seksual. Meskipun beragam praktik ini mempunyai akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru timbul pada abad ke-20.
Pada awal abad ke-20, contoh-teladan seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang familiar dengan karya-karyanya yang kontroversial, memberikan kontribusi besar kepada pemahaman permulaan tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan BDSM. Kecuali itu, di era yang sama, Sigmund Freud menyampaikan konsep sadisme dan masokisme sebagai komponen dari teori psikoanalisisnya.
Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, saat kelompok sosial-komunitas rahasia mulai terwujud di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama periode ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan undang-undang-tata tertib yang mendampingi praktik-praktik mereka, serta menyajikan konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam semua interaksi BDSM.
Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM
1. Bondage: Merupakan praktik mengikat atau mengendalikan gerakan seseorang menggunakan tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage dapat bervariasi, mulai dari keindahan dan eksplorasi sensual hingga permainan kekuasaan.
2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, hardcore sex di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan peraturan-peraturan yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.
3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme merupakan kepuasan seksual yang didapatkan dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme yaitu kepuasan dari menerima rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini dapat dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang jelas.
4. Consent: Persetujuan merupakan pilar utama dalam praktik BDSM. Semua tindakan wajib didasarkan pada kesepakatan yang terang dan diberi secara sukarela oleh seluruh pihak yang terlibat. Persetujuan ini harus bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.
Kontroversi dan Penafsiran Terhadap BDSM
Padahal praktik-praktik BDSM telah berkembang dan diterima secara luas di antara kelompok sosial yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang mengitari subkultur ini. Salah satu kritik utama ialah bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, padahal penunjangnya menegaskan bahwa segala tindakan dikerjakan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari semua pihak yang terlibat.
Beberapa juga kuatir bahwa praktik-praktik BDSM bisa memperkuat ketidaksetaraan gender dan menciptakan kesalahpahaman perihal apa yang sesungguhnya sehat dalam kekerabatan seksual. Tetapi, pensupport BDSM berargumen bahwa subkultur ini sebenarnya menyokong komunikasi yang jujur dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan menyuarakan harapan mereka dengan aman.
BDSM adalah subkultur yang kompleks, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Padahal masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM sudah berkembang menjadi komunitas yang terorganisir dengan bagus, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi pertanda utama.
Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM harus selalu dikerjakan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari seluruh pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan poin-poin yang mendasari subkultur ini, masyarakat dapat lebih terbuka terhadap bermacam-macam bentuk ekspresi seksual dan menyokong kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.
- 이전글오송역 여성흥분제 구매 구입 판매처 [홈 M66.kr] 24.03.23
- 다음글10 Sites To Help You To Become A Proficient In Glass Window Repair 24.03.23
댓글목록
등록된 댓글이 없습니다.